Mahyeldi Seorang Pendidik Lulusan Unand yang Dibutuhkan Memimpin Sumbar

Mahyeldi Seorang Pendidik Lulusan Unand yang Dibutuhkan Memimpin Sumbar

Mahyeldi Ansharullah. [Foto: Ist]

Mahyeldi sewaktu kuliah di Universitas Andalas (Unand) aktif mendidik dan membina mahasiswa baru yang masuk Unand. Mahyeldi membimbing dan mendidik mahasiswa baru banyak di bidang ke-Islaman seperti mengajar mengaji, hafiz Al-Quran.

Bahkan ia juga memberikan ilmu keorganisasian kampus agar mahasiswa bisa jadi sosok motor penggerak masyarakat di kemudian hari setelah tamat. Di luar kampus pun Mahyeldi juga seorang pendidik, yaitu jadi guru mengaji di TPA masjid sekitar kawasan IKIP Padang (sekarang UNP) dan pengajar pada lembaga bimbingan belajar (Bimbel).

Selama kuliahnya Mahyeldi secara akademis berada di Fakultas Pertanian Unand. Beliau juga aktivis di organisasi ke-Islaman. Dalam diskusi di rumahnya, Kakanda Alis Marajo mengatakan bahwa Mahyeldi didikannya juga di organisasi mahasiswa Islam. Bang Alis begitu semangat menceritakan pengalamannya bersama Mahyeldi.

Sehingga waktu di kampus, Calon Gubernur Sumbar, Mahyeldi, gaya keseharian sudah ada nilai-nilai seorang guru dan pendidik. Banyak lulusan Unand yang sukses dan mendapatkan nilai-nilai aktivis melalui didikan Mahyledi. Semua orang tahu bahwa Mahyeldi itu aktivis kampus dan merupakan lulusan Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Beliau lulus Unand melalui jalur tes dengan puluhan ribu kompetitor yang ingin masuk jurusan dan Fakultas di Unand. Kata seorang senior lulusan IPB, Ruslan A Gani, jika lulus berdasarkan hasil ujian masuk dengan jutaan calon berarti beliau cerdas dan pintar. Apalagi kampus bergengsi di luar Jawa yang diminati ini.

Itulah sosok pendidik Mahyeldi yang sekarang populer dipangil Buya. Sepengetahuan penulis, awal kenal Mahyeldi tidak ada namanya dipanggil Buya. Yang ada hanya dipanggil Bapak Mahyeldi, atau penulis jika mengundang beliau mengisi materi memangil Bapak, karena beliau memiliki ilmu ke-Islaman yang luas, terkadang penulis dan kawan-kawan memanggilnya ustaz karena sering diundang memberi materi tentang pergerakan Islam, dan materi ke-Islaman, dan lainnya.

Secara defacto, wajar saja banyak warga yang memanggilnya ustaz dan buya, karena beliau memberikan pengajaran-pengajaran atau pelatihan tentang ilmu Islam dan mengajar juga hal-hal yang menyebabkan semua paham dengan nilai Islam. Artinya panggilan ustaz atau buya buat Mahyeldi itu adalah panggilan dari orang lain ke beliau, bukan beliau minta dipanggil ustaz atau buya. Panggilan kehormatan dari masyarakat.

Nah, begitu juga dengan Mahyeldi, sepengetahuan penulis tidak begitu penting baginya dipanggil bapak, ustaz, buya atau namanya sendiri, karena nama-nama itu menurut penulis, bagi beliau adalah panggilan kewenangan orang lain dan doa. Artinya adalah Mahyeldi dipanggil orang lain dengan awalan tersebut bukan permintaan beliau.

Sekarang sosok buya Mahyeldi diminta oleh tokoh-tokoh lintas kampus seperti Unand, UIN, UNP, UPI, Universitas Bung Hatta untuk memimpin Sumbar ke depan agar madani. Permintaan itu tidak ujuk-ujuk karena kedekatan. Namun bisa diukur melalui survei dan sampai hari masyarakat, tokoh silih berganti memberikan bantuan untuk memenangkan jadi Gubernur Sumbar bersama Audy Joinaldy yang lulusan IPB, S2 lulusan luar negeri dan UGM.

Artinya Mahyeldi sekarang maju karena menjalankan amanahnya masyarakat dan amanahnya PKS agar Sumbar dipimpin oleh sosok Datuk Marajo (ninik mamak), sosok yang hafiz Al-Quran, dan juga berpengalaman mendidik dan jadi pendidik tersebut. Jadi tuntutan majunya Mahyledi adalah memang itu calon terbaik hari ini dari Calon Gubernur Sumbar yang baik lainnya dari lulusan kampus Unand dan permintaan umat.

Maka dengan majunya Mahyeldi, merupakan sosok guru, sosok pendidik yang bisa memberikan nuansa posisi dan nilai terbaik bagi Sumbar pada saat ini. Apalagi disaat pandemi Covid-19 di mana pemimpin dibutuhkan dekat dengan masyarakat melalui sarana-sarana menyejukkan di rumah Allah SWT.

Andaikan terpilih nanti, Mahyeldi yang berpasangan dengan Audy akan menjadikan dunia pendidikan sebagai perhatian utama, di antaranya adalah Mahyeldi-Audy akan meningkatkan kesejahteraan pendidik (guru, penjaga sekolah, pembersih sekolah, dan lainnya), tidak luput meningkatkan program sekolah yang lebih religius dan keminangkabauan. (*)

Penulis: Bagindo Yohanes Wempi

Baca Juga

Cuaca Tak Menentu, Perlu Perhitungan dan Kecermatan soal Ketersediaan Pangan
Cuaca Tak Menentu, Perlu Perhitungan dan Kecermatan soal Ketersediaan Pangan
Mahyeldi: Festival Rakyat Muaro lebih Semarak dengan Tema 'Padang Tempo Doeloe'
Mahyeldi: Festival Rakyat Muaro lebih Semarak dengan Tema 'Padang Tempo Doeloe'
Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Musrenbang Terintegrasi, Mahyeldi Jabarkan 8 Langkah Wujudkan Mimpi Sumbar di 2045
Musrenbang Terintegrasi, Mahyeldi Jabarkan 8 Langkah Wujudkan Mimpi Sumbar di 2045
Beras dan Cabai Merah Langganan Penyumbang Inflasi Sumbar, Waspadai Cuaca Ekstrem
Beras dan Cabai Merah Langganan Penyumbang Inflasi Sumbar, Waspadai Cuaca Ekstrem