Wanita Minang Pertama yang Mengecap Pendidikan ala Eropa

Wanita Minang Pertama yang Mengecap Pendidikan ala Eropa

Syarifah Nawawi (Foto: wikipedia)

Lampiran Gambar

Syarifah Nawawi (Foto: wikipedia)

Padangkita.com - Bicara mengenai hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, tidak ada salahnya kalau kita juga membicarakan tentang wanita minang pertama yang mengecap sistem pendidikan Eropa.

Wanita ini bernama Syarifah Nawawi. Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, tahun 1896 dan wafat di Jakarta pada 17 April 1988. Syarifah merupakan anak Engku Nawawi Soetan Makmoer (1859-1928), guru di Sekolah Radja (Kweekschool) Fort de Kock (Bukittinggi) dan ibunya bernama Chatimah.

Syarifah Nawawi adalah seorang pejuang dan tokoh pendidikan Indonesia. Bersama teman-temannya ia mendirikan Yayasan Panti Wanita Trisula PERWARI pada 11 Juli 1955.

Berjuang bagi pendidikan mulai mengakar dari orang tua Syarifah Nawawi. Bagi ayahnya, Nawawi Soetan Makmoer, pendidikan sangat penting. Oleh arena itu ia menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah Eropa.

Nawawi memasukkan Syarifah ke Europeesche Langere School (ELS), sekolah Belanda di Bukittinggi. Tamat dari sana, Syarifah melanjutkan pendidikan ke Kweekschool Bukittinggi, tempat ayahnya mengajar, pada tahun 1907.

Syarifah adalah satu-satunya murid perempuan di antara 75 orang murid sekolah itu di tahun 1908. Dengan demikian, Syarifah adalah gadis Minang pertama yang mencicipi sistem pendidikan sekolah Eropa.

Tahun 1924, Syarifah tinggal di Bukittinggi. sejak tahun 1924 hingga 1937. Ia memimpin sekolah De Meisjes Vervolg School (Sekolah Lanjutan untuk Anak Perempuan) sebagai kepala sekolah di kota itu.

Setelah kedua orangtuanya meninggal, pada tahun 1937 Syarifah kembali ke Batavia. Ia menyekolahkan anak-anaknya di Koning Willem III School Batavia. Aktivitasnya berlanjut dengan memimpin Sekolah Kemajuan Istri di Meester Cornelis.

Tahun 1938, keluarga Syarifah pindah ke sebuah rumah yang disewa sendiri di Jatinegara (Laan Bafadel 4). Tahun 1942, mereka pindah lagi ke Pegangsaan Barat, ke sebuah rumah keluarga Eropa yang akhirnya mereka warisi.

Saat Jepang masuk, Syarifah mengundurkan diri dari direktur Sekolah Kemajuan Istri. Namun, dia tetap berjuang memajukan pendidikan wanita dan anak-anak dan masuk ke Fujinkai, suatu organisasi wanita binaan Jepang.

Pada tanggal 11 Juli 1955, dia bersama teman-temannya mendirikan Yayasan Panti Wanita Trisula Perwari. Perwari adalah sebuah organisasi wanita pejuang Indonesia yang didirikan pada tahun 1945.

Syarifah tidak pernah berhenti mengabdi pada masyarakat melalui pendidikan dan memberikan pengajaran kepada anak-anak perempuan serta wanita muda yang tidak mampu. Bahkan, Syarifah merelakan rumahnya dijadikan tempat sekolah.

Syarifah Nawawi meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 17 April 1988. Meski teleh meninggal, sumbangsihnya yang tulus dan tak kenal lelah demi terangkatnya derajat anak-anak wanita miskin akan tetap dikenang, dilansir dari wikipedia dan berbagai sumber tulisan lainnya.

Tag:

Baca Juga

Sumarak Ramadan di Masjid Raya Dimulai Hari Ini, Dibuka Menteri Parekraf Besok  
Sumarak Ramadan di Masjid Raya Dimulai Hari Ini, Dibuka Menteri Parekraf Besok  
Gubernur tak Melaporkan Bupati Solok, Cuma Meneruskan Surat Ketua DPRD ke Kemendagri
Gubernur tak Melaporkan Bupati Solok, Cuma Meneruskan Surat Ketua DPRD ke Kemendagri
Daftar Tarif Baru Tol Palindra dan Tol Permai yang Mulai Berlaku 18 Maret 2024
Daftar Tarif Baru Tol Palindra dan Tol Permai yang Mulai Berlaku 18 Maret 2024
Pembangunan Jembatan Lolong Penghubung Jalan Pantai Teluk Bayur - BIM Terkendala Lahan 
Pembangunan Jembatan Lolong Penghubung Jalan Pantai Teluk Bayur - BIM Terkendala Lahan 
Flyover Sitinjau Lauik Masuk Proses Pengadaan Lahan, Panjang 12,78 km dan Butuh 18,7 Hektare
Flyover Sitinjau Lauik Masuk Proses Pengadaan Lahan, Panjang 12,78 km dan Butuh 18,7 Hektare
Konsep Baru Tour de Singkarak Gabung ICS 2024, Target 1.600 Peserta Menginap 3 Hari di Sumbar
Konsep Baru Tour de Singkarak Gabung ICS 2024, Target 1.600 Peserta Menginap 3 Hari di Sumbar