Padangkita.com - Wakil Gubernur Sumatera Barat mengakui banyak intitusi publik di sumbar yang belum paham dan mengaplikasikan keterbukaan informasi publik. Ketidakpahaman tersebut berbanding lurus dengan ketidaktahuan sejumlah Organisasi
perangkat Daerah (OPD) mengenai fungsi dan wewenang Komisi Informasi (KI) khususnya Komisi Informasi Sumatera Barat (sumbar).
"Kami akui, masih terdapat sejumlah OPD di Sumbar yang belum mengerti dan paham tentang pentingnya keberadaan Komisi Informasi ini," kata Nasrul Abit dikutip dari humas, Sabtu (30/12/2017).
Menurutnya, salah satu faktor penyebab ketidaktahuan tersebut adalah keberadaan Komisi Informasi Sumbar yang masih baru. Sehingga perlu sosialisasi secara menyeluruh agar semua intitusi mampu memahami fungsi dan wewenang dari Komisi informasi ini.
Meski demikian wagub menyatakan agar transparansi dan keterbukaan informasi di sumatera barat tetap terus di usahakan dan diupayakan. Tidak ada yang harus ditutup-tutupi semua urusan dan prosedur harus berjalan dengan jelas dan terbuka.
"Pemprov Sumbar telah mengupayakan agar segala jenis pelayanan yang diberikan dilakukan secara terbuka dan transparan bahkan hingga unit pemerintahan terendah," jelasnya.
Pemprov Sumbar hingga kini terus mendorong agar terwujudnya keterbukaan informasi terutama pada instansi pemerintah, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Sekolah Menengah Tingkat Atas, serta Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS) di Sumbar.
Digarisbawahinya PTN/PTS di Sumbar secara khusus oleh Wakil Gubernur menyusul laporan yang disampaikan oleh Ketua KI Sumbar Syamsurizal yang menyebutkan bahwa PTN/PTS di Sumbar adalah badan publik dengan jumlah terkecil yang mengembalikan
kuisioner yang sebelumnya dikirim oleh KI Sumbar untuk mengukur tingkat keterbukaan informasi PTN/PTS bersangkutan, di mana dari 117 kuisioner yang dikirim, hanya 6 kuisioner yang dikembalikan ke KI Sumbar.
"Sedikit sekali tadi disebutkan Perguruan Tinggi yang membalas laporan KI, hanya 0,05%, tentu bukan ini yang kita kehendaki. Harapan saya, keterbukaan informasi ini jadi satu prioritas kita. Saya harap kita, bagaimana kita berikan informasi yang sejelas-jelasnya supaya tidak ada lagi dusta di antara kita," sesal Nasrul Abit.