Tekan Perokok Usia Muda, Lentera Anak Minta Harga Rokok Dinaikan Setinggi-Tingginya

Tekan Perokok Usia Muda, Lentera Anak Minta Harga Rokok Dinaikan Setinggi-Tingginya

Spanduk remaja dan pelajar tolak rokok (Foto: boosfm)

Lampiran Gambar

Spanduk remaja dan pelajar tolak rokok (Foto: boosfm)

Padangkita.com - Demi menekan angka perokok di usia muda khususnya anak-anak, Yayasan Lentera Anak meminta pemerintah menaikan harga rokok setinggi-tingginya. Menurut Lentera Anak, 79,2% industri rokok di Indonesia mempromosikan harga rokok
dengan sangat murah yakni Rp 600 hingga Rp 1.000 per batang, bahkan ada lebih murah. Catatan ini berdasarkan survey yang dilakukan di 10 kota Indonesia.

Perwakilan Lentera Anak, Iyet Kowi menyatakan promo harga rokok ini dilakukan secara masif. Hampir 80,2 persen promosi rokok dilakukan dengan mencantumkan harga. Harga rokok di Indonesia berkisar dari Rp10.000-15.000 perbungkus dan berisi 12-16 batang perbungkus.

"Industri rokok di Indonesia sekitar 78,9 persennya mempromosikan harga rokok per batang, 18,5 persen mempromosikan harga rokok per bungkus, 2,6 persennya mempromosikan harga rokok perbungkus dan perbatang secara bersamaan," katanya dikutip dari situs Lentera Anak, Minggu (26/11/2017).

Dirinya menjelaskan promosi dengan mencantumkan harga rokok murah merupakan strategi hard selling untuk mempengaruhi untuk membeli rokok. Rata-rata uang saku pelajar di Indonesia Rp10.000 (SD), Rp13.000,(SMP) dan Rp27.000 (SMA) maka harga rokok menjadi sangat terjangkau. Mirisnya lagi, anak-anak di Indonesia dapat membeli rokok dimanapun bahkan dekat sekolah tanpa ada penolakan.

Di Indonesia usia rata-rata anak mulai merokok pada usia 10-14 tahun. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, usia anak merokok di Indonesia yakni pada 15-19 tahun. Hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk menaikan harga rokok setinggi-tingginya.

"Pertama kali merokok yang paling tinggi adalah kelompok usia 15-19 tahun. Namun kecenderungan ini mulai bergeser ke usia lebih muda, yaitu kelompok usia 10-14 tahun, dimana hanya dalam waktu kurang dari 20 tahun, trennya meningkat 2 kali lipat," jelasnya.

Dirinya menjelaskan bahwa dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia memang termasuk harga rokoknya lebih terjangkau . Karena itu, untuk menjauhkan keterjangkauan anak dari rokok dan mencegah meningkatnya prevalensi perokok anak, Lentera Anak mendesak pemerintah menaikkan harga rokok setinggi-tingginya sampai tidak lagi terjangkau oleh anak-anak melalui kebijakan cukai, melarang penjualan rokok secara batangan dan melarang kemasan rokok kurang dari 20 batang.

Baca Juga

Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Rokok Linting Lagi Eksis! Saatnya Petani Tembakau Sumbar Berjaya
Rokok Linting Lagi Eksis! Saatnya Petani Tembakau Sumbar Berjaya