Serunya Pacu Anjing di Sumbar

Serunya Pacu Anjing di Sumbar

Pacu anjing di di Jorong Koto Kociak, Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (15/05/2015). (Foto: J. Sastra)

Lampiran Gambar

Pacu anjing di di Jorong Koto Kociak, Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (15/05/2015). (Foto: J. Sastra)

Kicuah, Bolang, Induak, Jet, dan Bolang II berbaris serampangan di garis start. Mereka berkencak-kencak dan menggonggong tak karuan setelah diperkenalkan dengan “musuh bebuyutan”.

Sementara itu, lima puluh meter di depan, semakin terdengar nyaring jeritan sang musuh, babi hutan, yang dipegang erat-erat oleh seorang pria paruh baya. Pria paruh baya lainnya mengibaskan bendera plastik, ikatan para anjing itu dilepas para pemiliknya.

Kicuah, anjing coklat muda yang bertubuh sedang, melesat jauh meninggalkan para pesaingnya.

Empat rivalnya tak sanggup menahan laju anjing itu hingga garis finis dicapai. Babi kecil yang sedari awal ketakutan dimasukkan ke kandang sebelum Kicuah menerjang. Para anjing tak peduli kalah ataupun menang, semuanya menggonggong gila mengelilingi kandang.

Demikianlah sedikit “kegaduhan” pada balapan pertama dari pacu anjiang yang digelar oleh organisasi pemuda di Jorong Koto Kociak, Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat sore pertengahan Mei 2015 silam. Sampai kini, pacu anjing masih sering dilakukan masyarakat.

Pacuan dihelat di lapangan sepakbola setempat yang masih menyisakan becek akibat hujan semalam. Menurut Ketua Panitia Pacu Anjing, Iwen (38), pacu memang sengaja diadakan di lapangan sepakbola. Lapangan itu dianggap paling tepat untuk dijadikan lintasan pacuan yang mencapai 100 meter itu. Selain itu tim sepakbola Koto Kociak juga lagi vakum.

Pacu anjing merupakan perlombaan ketangkasan anjing yang digelar di sejumlah daerah di Ranah Minang. Anjing berpacu untuk mencapai garis finis dengan umpan seekor babi yang diperlihatkan di ujung lintasan. Melihat dan mendengar babi yang memberontak dan menjerit-jerit di tangan panitia para anjing pun jadi beringas. Setelah dilepas, berpacu untuk mengejarnya.

Bisa dikatakan, pacu anjing ini adalah versi mini dari olahraga buru babi. Pacu ini pun umumnya diikuti oleh para peburu babi. Selain untuk mencari hiburan, kesempatan itu juga dijadikan untuk melatih anjing dalam berburu. Di sana, anjing dikenalkan dengan babi hutan, dengan harapan semakin peka terhadap hama perkebunan itu.

Sekali pacu, biasanya diikuti oleh lima ekor anjing. Namun, bila yang mendaftar banyak, pacu bisa diikuti enam sampai tujuh anjing sekali lepas. Pacu ini dilakukan secara selincam. Tidak ada final dan piala—bila ada juara satu, dua, dan tiga, resiko gesekan antarpara peserta akan semakin besar.

Setiap pacu punya satu pemenang. Pemenang ditentukan berdasarkan anjing yang paling pertama mencapai garis finis. Setelah didapat pemenang, panitia langsung membagi uang. Panitia mendapat bagian 20 persen dari total uang pendaftaran yang terkumpul—biaya pendaftara per anjing Rp10 ribu—sisanya untuk pemenang.

Tujuan pacu anjing yang diselenggarakan oleh pemuda pun tidak muluk-muluk. Panitia hanya ingin mengumpulkan dana untuk kebutuhan organisasinya, seperti untuk membeli perlengkapan olahraga, semacam bola kaki, bola voli, bola takraw; dan kebutuhan lainnya. Agar pemuda dapat berkumpul dan bermain di sore hari.

Saat ini, pemuda di sekitar situ banyak yang sudah tidak mau berkegiatan, seperti main bola atau yang lainnya. Selain karena fasilitas yang kurang memadai, perkembangan teknologi informasi juga berandil terhadap ironi itu. Hal itu membuat pemuda menjadi apatis dan cenderung individualis. “Mereka sibuk dengan HP dan warnet,” tudingnya.

Hiburan dan peluang usaha

Pacu anjing seakan menjadi hiburan alternatif bagi masyarakat sekitar. Berbagai kalangan usia, dari balita sampai lanjut usia, baik pria maupun wanita, turut bersuka-cita. Tak terkecuali bagi Men (48) yang menjadikan acara tersebut sebagai tempat untuk melepas penat selepas mengurusi sawah. “Pergi melihat-lihat orang ramai,” ujar ibu beranak lima ini.

Tak hanya itu, pacu anjing juga menjadi ladang penghasilan tersendiri bagi masyarakat sekitar. Belasan lapak-lapak dan tenda-tenda berjejer di tepi lintasan. Berbagai jenis dagangan diperjualbelikan, umumnya adalah makanan.

Iyul (57) yang sejatinya bukan pedagang, mendadak mendapat kerja sampingan. Dengan bantuan anak gadisnya, ia menjual berbagai cemilan, semacam telur gulung, sosis goreng dan lainnya. “Hasilnya cukuplah untuk uang belanja anak,” katanya.

Begitu pula halnya dengan Anto, seorang pedagang yang sudah sangat berpengalaman. Ia menjadikan tempat itu sebagai persinggahan untuk mendapatkan pundi rupiah lainnya.

Pagi hingga siang hari pria kelahiran 1973 itu menggalas di Pekan Jumat. Sore harinya menggalas di acara pacu anjing, sebelum akhirnya pergi ke pasar malam. “Daripada kosong,” ujar Anto yang menjual bakso bakar.

Begitulah, sesuatu yang sederhana dapat menarik berbagai kalangan untuk berkumpul pada suatu waktu. Memberikan segenap kesenangan, kepuasan, dan keuntungan bagi orang yang terlibat di dalamnya. “Dari pacu anjing ini diharapkan terjalin hubungan silaturahmi antara kita semua,” himbau Iwen melalui mikrofon. (*)

Tag:

Baca Juga

Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Resmikan Ponpes Modern Al-Bukhari, Mahyeldi Berharap Melahirkan Ulama Besar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Wali Kota Tinjau Kesiapan Festival Muaro Padang, Berharap Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
Wali Kota Tinjau Kesiapan Festival Muaro Padang, Berharap Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
Trans Padang Menuju 5 Juta Penumpang! 10 Bus Baru Pacu Kenaikan Angka!
Trans Padang Menuju 5 Juta Penumpang! 10 Bus Baru Pacu Kenaikan Angka!
Wali Kota Padang Ajak Masyarakat Bantu Pengawasan Pembangunan di Koto Tangah
Wali Kota Padang Ajak Masyarakat Bantu Pengawasan Pembangunan di Koto Tangah
Optimis Capai Target PAD Rp706 Miliar, Wakil Wali Kota Padang Berpamitan dengan Aparatur Bapenda
Optimis Capai Target PAD Rp706 Miliar, Wakil Wali Kota Padang Berpamitan dengan Aparatur Bapenda