Salah Persepsi Masyarakat Mengenai Tradisi Muaggau di Mentawai

Tato Mentawai dan Sikerei Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Nasional

Masyarakat Suku Mentawai (Foto: Ist)

Lampiran Gambar

Masyarakat Suku Mentawai (Foto: Ist)

Padangkita.com - Dari banyak cerita yang beredar, aggau atau muaggau ternyata banyak disalah artikan atau disalah persepsikan oleh masyarakat di luar Mentawai.

Masyarakat di luar Mentawai banyak yang beranggapan bahwa aggau atau muaggau adalah hari atau kegiatan mencari jodoh atau pasangan hidup di Mentawai. Padahal persepsi tersebut sangat tidak benar dan salah besar.

Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Kortanius Sabeleake menegaskan bahwa muaggau sebenarnya bukan ajang mencari jodoh tetapi sebagai ajang mempererat rasa kekeluargaan dan memupuk kebersamaan.

Baca juga:
Wow!!! Dahsyatnya Panah Beracun Suku Mentawai, Begini Efeknya
Mentawai Dicanangkan Jadi Tempat Kompetisi Selancar Tingkat Dunia

"Muaggau adalah ajang mempereta rasa kekeluargaan dan memupuk kebersamaan bagi masyarakat Mentawai," katanya dalam sambutannya dalam Festival Muaggau di Kabupaten Kepulauan Mentawai beberapa waktu lalu.

Wabup pun menambahkan bahwa pemahaman orang luar tersebut sangat salah dan keliru. Muaggau yang merupakan kebiasaan orang Mentawai mencari tambahan pelengkap menu makanan saat badai, terjadi satu tahun sekali.

"Muaggu adalah kebiasaan atau tradisi bagi orang Mentawai untuk mencari makanan tambahan saat musim badai," tambahnya.

Menurutnya, kegiatan mencari kepiting endemik (anggau) tersebut dilakukan di sekitar pantai saat bulan purnama dan dilakukan secara berkelompok.

Biasanya pencari atau kelompok yang mencari anggau/aggau tersebut sudah mengetahui lokasi banyaknya anggau kemudian mengajak pihak keluarga lain secara bersama untuk mencari dan menangkap anggau, kegiatan mencari anggau dilakukan di Mentawai bisa menghabiskan waktu selama 3 hari.

Dan Aggau atau Muaggau ini telah dijadikan sebuah festival yang rencananya akan digelar setiap tahun oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Ciri khas Muanggau adalah warna cangkang badan hitam dan kaki penjepit berwarna kemerahan. Saat musim Muanggau, bisa berton-ton sekali dipanen.

Wakil Bupati juga berharap masyarakat mampu menjaga kelestarian aggau dan hanya mengambil kebutuhan secukupnya. Karena Iven muaggau akan digelar setiap tahun.

"kita harapkan masyarakat juga harus menjaga kelestariannya agar aggaunya tidak punah dan diambil secukupnya saja" tuturnya seperti dilansir dari humas.

Tag:

Baca Juga

Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai