Pencegah Abrasi Pantai Ulakan akan Dibangun Bertahap

Pencegah Abrasi Pantai Ulakan akan Dibangun Bertahap

Pemukiman warga di Nagari Ulakan Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar dilanda abrasi. Sejumlah rumah, warung dan jalan di kawasan tersebut rusak berat. Warga berharap pemerintah segera bertindak agar abrasi tidak meluas, karena belasan rumah lainnya masih terancam. (Foto: Aidil Sikumbang)

Lampiran Gambar

Pemukiman warga di Nagari Ulakan Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar dilanda abrasi. Sejumlah rumah, warung dan jalan di kawasan tersebut rusak berat. Warga berharap pemerintah segera bertindak agar abrasi tidak meluas, karena belasan rumah lainnya masih terancam. (Foto: Aidil Sikumbang)

Padangkita.com – Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Maryadi Utama mengatakan bahwa antisipasi jangka panjang abrasi pantai di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman tidak bisa serta merta dilakukan dengan segera. Pengamanan jangka panjang mesti dilakukan secara bertahap karena selain terkendala oleh anggaran yang terbatas, juga butuh waktu pelaksanaannya.

“Kita baru bisa melakukan antisipasi yang bersifat darurat di Ulakan. BWS V sudah membuat tanggul darurat sepanjang 200 meter. Namun, untuk antisipasi jangka panjang, belum bisa segera dilakukan karena tidak dianggarkan, sedangkan usulan APBN 2018 sudah final,” ujar Maryadi Utama, Selasa (6/12/2017).

Tidak hanya soal anggaran, untuk menetapkan bentuk antisipasi yang akan diterapkan juga perlu dibuat unidesain kawasan. Pembuatan unidesain ini setidaknya memakan waktu selama satu tahun anggaran sebelum bisa dikontruksi.

Maryadi melanjutkan, dari perhitungan awal BWS V, pengamanan Pantai Ulakan setidaknya akan memakan biaya Rp22 miliar. Antisipasi yang akan dilakukan, yaitu dengan pembangunan pelindung tebing pantai (revetments) sepanjang 300 meter dan pemecah ombak (groin) sesuai permintaan masyarakat. Namun, untuk perkiraan yang lebih rinci memang perlu dibuat unidesain terlebih dahulu.

Mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan dalam membangun pengaman pantai, Maryadi mengharapkan pemerintah kabupaten/kota untuk mempertimbangkan solusi yang paling efisien terkait hal ini. Cost benefit ratio (CBR) mesti diperhitungkan, manakah yang lebih efisien membangun pengaman pantai atau memindahkan rumah warga ke daerah yang lebih aman.

“Jangan sampai, apa yang kita bangun tidak sebanding dengan manfaat yang bisa didapatkan,” ujarnya.

Sebelumnya, sebagaimana yang dihimpun Padangkita.com dari berbagai sumber, sejumlah rumah warga di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat dilanda abrasi pantai awal Desember ini. Tiga unit rumah dilaporkan terbawa ombak dan puluhan lainnya terancam roboh. Warga pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan kepada masyarakat serta memberikan perhatian serius terhadap bencana ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Rumainur mengatakan sebagian besar wilayah pantai di Sumatera Barat memang sedang terancam mengalami abrasi. Beberapa titik di antaranya, yaitu di Sasak, Pasaman Barat; Ulakan, Kabupaten Pariaman; dan di beberapa kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Terkait abrasi yang terjadi di kawasan pantai Ulakan, Pariaman, Rumainur mengatakan hal itu tidak terlepas dari kondisi cuaca buruk yang terjadi beberapa minggu belakangan. Curah hujan yang ekstrem dan gelombang pasang yang tinggi membuat bibir pantai tergerus ombak. Kondisi itu diperparah dengan ketiadaan green belt (seperti tanaman bakau) yang berfungsi sebagai penahan ombak.

“Biasanya daerah yang tidak ada green belt akan mengalami pergerusan pinggiran pantai bila dilanda ombak besar,” ujar Rumainur, Selasa (5/12/2017).

Untuk mengatasi abrasi ini, kata Rumainur, perlu dilakukan kembali penanaman green belt. Selain itu, juga bisa diantisipasi dengan pemasangan batu grib (pemecah ombak), seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang. Namun, pemasangan batu grib tersebut harus dilakukan secara bertahap dan memakan biaya yang besar.

Adapun untuk mengurangi risiko terkena abrasi, Rumainur meminta kepada masyarakat untuk tidak mendirikan rumah atau bangunan lainnya di dekat bibir pantai. Jika ada yang sudah terlanjur mendirikannya, ia mengharapkan masyarakat selalu waspada dengan terjadinya abrasi. Masyarakat juga disarankan untuk menanam pohon bakau untuk melindungi pemukiman mereka.

Baca Juga

Bank Nagari Cabang Painan Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Cabang Painan Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Pesisir Selatan
Padang Dikepung Banjir, Andre Rosiade Turunkan Tim Bagikan Ribuan Nasi Bungkus untuk Warga
Padang Dikepung Banjir, Andre Rosiade Turunkan Tim Bagikan Ribuan Nasi Bungkus untuk Warga
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Curah Hujan Tinggi dan Marapi masih Erupsi, Ini Perintah dan Imbauan Gubernur Mahyeldi
Curah Hujan Tinggi dan Marapi masih Erupsi, Ini Perintah dan Imbauan Gubernur Mahyeldi
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Mentawai Rawan Bencana, Pemprov Sumbar Isi Logistik  Lumbung Sosial Senilai Rp386 Juta
Mentawai Rawan Bencana, Pemprov Sumbar Isi Logistik Lumbung Sosial Senilai Rp386 Juta