Pemkab Pessel Himbau Masyarakat Agar Tidak Jual Sapi Betina Produktif

Berita Terbaru, Baznas Kurban, Masa Pandemi Covid-19, BAZNAS Siapkan Enam Platform untuk Akomodir Layanan Kurban "Online", Berita Bukittinggi, Hewan Kurban Bukittinggi Menurun,

Sapi (Foto: www.sumbarprov.go.id)

Lampiran Gambar

Sapi Pasisia. (Foto: www.sumbarprov.go.id)

Padangkita.com - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menghimbau masyarakat peternak tidak menjual sapi betina produktif sebagai hewan kurban.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pessel, Hazrita mengatakan himbauan tersebut disampaikan agar peningkatan produktifitas sapi tidak terpangaruh dari dampak tingginya permintaan hewan kurban dari daerah itu.

"Agar produktivitas sapi tetap terjaga akibat tingginya permintaan, maka kepada peternak diingatkan untuk tidak menjual sapi betina produktif. Sedangkan kepada pedagang ditegaskan pula untuk tidak memobilisasi sapi betina produktif tersebut ke luar daerah untuk dijadikan sebagai hewan kurban. Termasuk juga untuk kebutuhan lokal sendiri," katanya, dilansir pesisirselatankab.go.id Jumat (30/8/2018)

Setiap memasuki hari Raya Idul Adha, harga sapi yang akan dijadikan sebagai hewan khurban cukup tinggi.

Hazrita mengatakan peluang itu bisa saja dimanfaatkan oleh para pedagang menjadikan sapi betina sebagai pilihan hewan kurban. Sebab pada hari-hari biasa, harga penjualan sapi betina dibanding sapi jantan jauh lebih murah.

Berdasarkan data hingga saat ini sudah terpantau jumlah sapi yang akan dikurbankan di dalam daerah telah mencapai 2 ribu ekor. Sedangkan yang sudah dikirim ke luar daerah telah mencapai 3 ribu ribu ekor pula.

Angka tersebut diprediksi akan masih terus bertambah hingga hari H, baik untuk kebutuhan dalam daerah, maupun yang dikirim ke luar daerah.

Harga satu ekor sapi disesuikan dengan berat atau ukuran, dimana untuk ukuran sapi daging 60 kilogram, dihargai Rp 12 juta.

"Rata-rata sapi yang dikurbankan untuk dalam daerah adalah yang memiliki berat antara 60-70 kilogram. Sedangkan yang dikirim ke luar daerah di atas 70 kilogram," tuturnya.

Sebagai daerah penghasil daging yang terkenal dengan sapi pasisia, populasinya di daerah itu masih tetap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan mengalami surplus.

"Walau permintaan sapi terus meningkat, tapi tetap mampu memenuhi kebutuhan lokal, bahkan juga untuk kebutuhan masyarakat Sumbar," ungkapnya.

Hazrita mengatakn saat ini populasi sapi di daerah itu terdata pada tahun 2017 sebanyak 81.786 ekor, dan kerbau sebanyak 8.506 ekor pula.

"Angka itu dikatakan meningkat dari tahun sebelumnya, terutama sapi. Sebab tahun 2016 populasinya sebanyak 80.976 ekor. Sedangkan kerbau sebanyak 8.430 ekor pula di tahun 2016 itu," katanya.

Tag:

Baca Juga

Cuaca Tak Menentu, Perlu Perhitungan dan Kecermatan soal Ketersediaan Pangan
Cuaca Tak Menentu, Perlu Perhitungan dan Kecermatan soal Ketersediaan Pangan
Mahyeldi: Festival Rakyat Muaro lebih Semarak dengan Tema 'Padang Tempo Doeloe'
Mahyeldi: Festival Rakyat Muaro lebih Semarak dengan Tema 'Padang Tempo Doeloe'
Jemaah Haji Padang Terbang 12 Mei, Embarkasi Siapkan Pelayanan Ramah Lansia
Jemaah Haji Padang Terbang 12 Mei, Embarkasi Siapkan Pelayanan Ramah Lansia
Intip Kemeriahan Pembukaan Festival Rakyat Muaro Padang, Ribuan Warga Tumpah Ruah
Intip Kemeriahan Pembukaan Festival Rakyat Muaro Padang, Ribuan Warga Tumpah Ruah
Tradisi Ratik Tagak Sikaladi: Ziarah Kubur, Zikir, dan Silaturahmi Usai Puasa Sunah
Tradisi Ratik Tagak Sikaladi: Ziarah Kubur, Zikir, dan Silaturahmi Usai Puasa Sunah
Prabowo Larang Pendukung Demo ke MK, Andre Rosiade: Jangan Mudah Terprovokasi
Prabowo Larang Pendukung Demo ke MK, Andre Rosiade: Jangan Mudah Terprovokasi