Padangkita.com - Sejumah pedagang makanan dan warung makan mengeluhkan kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di pasaran. Kalau pun ada harga gas yang dijual mencapai Rp25.000/tabung.
Syam, pedagang rumah makan di kawasan Belimbing mengatakan gas elpiji ukuran 3 kilogram sangat susah ditemukan. Toko langganannya pun tidak lagi memberikan garansi tabung gas ada setiap waktu.
Hal ini berdampak pada warung makan miliknya dan meminta pemerintah sesegara mungkin mengatasi hal tersebut agar kelangkaan tersebut tidak terus terjadi.
"Sekarang susah mencari yang jual gas 3 kilogram ini, kalaupun ada harganya sudah tidak seperti biasa. Kalau biasa 20 ribu, sekarang bisa mencapai 25 ribu pertabung," katanya kepada padangkita.com, Kamis (12/10/2017).
Dirinya menambahkan program pemerintah mengalihkan masyarakat dari menggunakan minyak tanah ke gas tidak berjalan sesuai harapan.
"Pemerintah belum siap sepertinya. Seperti ini kan contohnya. Saat masyarakat sudah ketergantungan, gas tidak ada," katanya lagi.
Dirinya berharap kelangkaan ini segera teratasi dan jumlah gas elpiji 3 kilogram di pasaran bisa kembali normal seperti biasa.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPC Sumatera Barat, Ridwan Hosen, menyatakan, kelangkaan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram karena penyalurannya tidak tepat sasaran sehingga persediaan yang ada habis.
"Gas ini diperuntukkan bagi warga miskin, namun kenyataan aparatur sipil negara, pengusaha rumah makan, dan orang mampu juga ikut menikmati gas tersebut," kata Ridwan di Padang, Minggu (8/10/2017) dilansir dari bisnis.
Menurut Ridwan, hal inilah yang membuat jumlah gas yang ada tengah masyarakat selalu berkurang karena jumlah penggunanya banyak sedangkan jumlah yang disalurkan oleh PT Pertamina berkurang.
Setiap tahun PT Pertamina menyalurkan sebanyak 91 ton gas bersubsidi setiap tahunnya kepada 91 agen yang ada di Sumatera Barat. Kemudian, pangkalan itu menyalurkan gas 3 kilogram itu kepada 2.400 pangkalan.