Masuki Musim Kemarau, Lahan Pertanian di Sumbar Masih Aman

Masuki Musim Kemarau, Lahan Pertanian di Sumbar Masih Aman

Ilustrasi Sawah (Foto: Pexels)

Lampiran Gambar

Ilustrasi Sawah (Foto: Pexels)

Padangkita.com – Meski sebagian besar wilayah di Sumatera Barat sedang dilanda kemarau, kondisi lahan pertanian dinilai masih aman. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sumbar Candra mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait adanya kekeringan lahan pertanian.

“Sampai saat ini laporan terkait kekeringan dari kabupaten (dan kota) belum ada,” kata Candra saat dihubungi Padangkita.com, Selasa (06/02/2018).

Candra membenarkan bahwa cuaca panas sedang melanda Sumbar, terutama di wilayah Barat mulai dari Pessel sampai Pasaman Barat. Meski demikian, aliran sungai dan irigasi di wilayah tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan air sawah.

Namun, seandainya benar-benar terjadi kekeringan, pihaknya telah siap untuk menyalurkan pompa air untuk kebutuhan para petani. Tiap-tiap Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Kodim, kata dia, sudah mempunyai brigade alat mesin pertanian (alsin). Brigade tersebut siap untuk mengatasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan.

“Andai tidak cukup, punya kita di Pemprov juga punya alat tambahan. Saat diminta langsung kami turunkan ke lokasi,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas juga telah mengimbau petani untuk menanam palawija sebagai antisipasi terjadinya kemarau, terutama di wilayah timur Sumbar, seperti Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Tanah Datar (Lintau ke atas), Sijunjung, Dharmasraya, dan Sawahlunto.

Menurut Candra, wilayah timur memang sering mengalami kekeringan pada musim kemarau. Daerah yang paling sering mengalami masalah ini, di antaranya Limapuluh Kota, Tanah Datar (Lintau ke atas), dan Dharmasraya. Sementara itu, untuk wilayah barat, dinilai relatif aman karena dengan pantai. Wilayah barat, kata dia, sangat jarang tidak mengalami hujan dalam tempo sebulan.

Ditambahkan Candra, saat ini luas area sawah di Sumbar lebih dari 230.000 hektare. Tahun lalu, produksi padi Sumbar dapat dikatakan cukup bagus. Tahun lalu produksi padi mencapai 2.773.000 ton, naik sekitar 11 persen daripada tahun 2016 yang hanya 2.503.000 ton.

“Tahun 2016 produksi padi kita anjlok karena kekeringan. Saya khawatir kondisi 2016 akan terjadi lagi tahun ini. Mudah-mudahan tidak terjadi. Kita juga sudah siap mengantisipasinya,” ujar Candra.

Pihak BMKG Ketaping, Pariaman, Sumbar membenarkan bahwa memang ada potensi terjadi kekeringan di Sumbar, meski potensinya sangat kecil. Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padangpariaman Budi Samiaji, kekeringan di wilayah Sumbar paling lama hanya berlangsung satu hingga dua minggu karena Sumbar dekat dengan Samudera Hindia.

“Tidak seperti di Jawa yang sampai berbulan-bulan. Kekeringan di Sumbar palingan hanya satu hingga dua minggu. Kering memang, tapi masih pada kategori yang tidak parah,” ujarnya.

Baca Juga

Bank Nagari Cabang Painan Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Cabang Painan Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Pesisir Selatan
Padang Dikepung Banjir, Andre Rosiade Turunkan Tim Bagikan Ribuan Nasi Bungkus untuk Warga
Padang Dikepung Banjir, Andre Rosiade Turunkan Tim Bagikan Ribuan Nasi Bungkus untuk Warga
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Curah Hujan Tinggi dan Marapi masih Erupsi, Ini Perintah dan Imbauan Gubernur Mahyeldi
Curah Hujan Tinggi dan Marapi masih Erupsi, Ini Perintah dan Imbauan Gubernur Mahyeldi
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Mentawai Rawan Bencana, Pemprov Sumbar Isi Logistik  Lumbung Sosial Senilai Rp386 Juta
Mentawai Rawan Bencana, Pemprov Sumbar Isi Logistik Lumbung Sosial Senilai Rp386 Juta