Hujan mengguyur kawasan wisata jam Gadang, Sabtu (15/04/2017). (Foto: ist)
PadangKita - Sejumlah wisatawan domestik maupun mancanegara mengaku kecewa tidak bisa menikmati keindahan wisata kota Bukittinggi akibat hujan deras yang mengguyur kota tersebut, Sabtu (15/04/2017).
Mereka mengaku belum begitu puas menikmati suasana kota Bukitinggi karena hujan turun saat sore menjelang. Kawasan yang biasanya ramai dengan beragam aktivitas tersebut akhirnya lengang.
"Ya mau bagaimana lagi. Hari hujan deras. padahal kami tadi sedang asik-asiknya main di kawasan Jam Gadang. Besok kita keluar lebih pagi biar bisa puas menikmati wisata di sini," Kata Siti Faizah, wisatawan asal Malaysia.
Ia mengaku datang ke kota Bukitinggi bersama dengan keluarga dan telah berkunjung beberapa kali ke Bukitinggi.
Akhir pekan ini kota Bukitinggi kembali ramai dikunjungi oleh sejumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena libur panjang. Sejumlah pusat wisata dan perbelanjaan di kota wisata tersebut ramai diserbu para pengunjung.
Sementara itu, pengunjung dari kota Padang, Yanti, mengatakan ingin menikmati wisata yang ada di kota Bukittinggi. Namun hujan keburu mengguyur hingga tidak banyak tempat yang bisa dikunjunginya.
"Kami ke sini biasanya sebulan sekali. Biasanya ke Jam Gadang dan Ngarai," katanya.
Bukittinggi mencanangkan diri sebagai Kota Wisata sejak 11 Maret 1984. Hingga kini banyak perubahan dan perkembangan yang dialami oleh kota ini.
Segala bentuk pembangunan di bidang pariwisata, seperti hotel dan penginapan berkembang pesat. Kunjungan wisatawan diperkirakan mencapai 600 ribu orang per tahun bahkan lebih. Bahkan pada tahun 2017 ini pemerintah kota menargetkan 700 ribu wisatawan.
Meski sempat menurun saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998, kunjungan wisatawan ke Bukittinggi terus menanjak. Tahun 2009, misalnya, jumlah kunjungan wisata mencapai 306.413 orang dan tahun 2014 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang datang mencapai 455.113 orang.
Kunjungan wisata yang luar biasa ini terasa ketika akhir pekan atau musim liburan. Jalur menuju pintu masuk kota sering kali macet oleh kendaraan pribadi dan bus pariwisata yang akan ke Bukittinggi.
Selain itu, wisatawan yang datang dan berencana menginap, tetapi tanpa memesan kamar hotel lebih dulu, dapat dipastikan kesulitan mencari kamar hotel yang kosong. Padahal, saat ini sudah ada 70 hotel, baik berbintang maupun kelas melati, di kota itu.
