Padangkita.com - Pada awal Mei 1662, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) perusahaan multinasional asal Belanda, menduduki Pulau Cingkuak (poulo chinco).
Penguasaan oleh VOC didasarkan konsesi untuk berdagang di Sumatra’s Westkust melalui Perjanjian Painan (W.J.A. de Leeuw, Het Painansch Contract. Amsterdam: H.J. Paris, 1926).
Selain dijadikan loji untuk keperluan perdagangan lada dan pala, bahkan mengelola tambang emas Salido, Pulau Cingkuak juga dijadikan jangkar bagi VOC untuk menduduki Padang.
Alhasil empat tahun kemudian VOC berhasil menduduki Padang. (Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak : Jurnalistravel.com).
Masuknya VOC, menjadi awal mula akultrasi budaya Eropa di Padang, termasuk dalam pengelolaan dan pemanfaatan wilayah.
Batang Arau salah satunya, bantaran sungai ini kemudian adalah tapak belanda untuk menjadikan Padang pusat perniagaan.
Gudang-gudang milik Belanda kemudian berdiri sepanjang bantaran sungai. Tapi sejak itu pula Kawasan Muara Padang (muara dari Batang Arau) dan pantai di sekitar muara menjadi tempat berwisata.
Hal itu dapat dilihat dari foto-foto dokumentasi milik Hindia Belanda terhadap kawasan itu.
Dilansir Padangkita.com dari KITLV dan Geheugen van Nederland, Apenberg atau kini yang dikenal dengan Gunung Padang, adalah latar favorit bagi pemotret mengabadikan indahnya kawasan muara dan pantai padang kala itu.
Berikut beberapa foto yang mendokumentasikan indahnya Pantai Padang dan kawasan Muara Padang kala itu disuguhkan Padangkita.com untuk anda.