Berikut Kronologis Tumpahnya Minyak Olahan Sawit di Perairan Pelabuhan teluk Bayur

Berikut Kronologis Tumpahnya Minyak Olahan Sawit di Perairan Pelabuhan teluk Bayur

Sebagian areal terdampak tumpahan CPO dari PT. Wira Inno Mas di Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur. (Foto : Aidil Sikumbang)

 

Lampiran Gambar

Sebagian areal terdampak tumpahan CPO dari PT. Wira Inno Mas di Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur.
(Foto : Aidil Sikumbang)

Padangkita.com - PT Wira Inno Mas (WIM) perusahaan yang Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang tumpah di kawasan perairan Teluk Bayur Padang, Jumat (29/7/2017) menjelaskan penyebab terjadinya kebocoran tersebut.

Menajer Operasional PT wira Inno Mas, Hendra Leo mengatakan penyebab kebocoran Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) terjadi pada plate nomor 2 tangki 14.

"Saat karyawan lakukan pengecekan rutin dia mendengar seperti ada suara air mengalir. Setelah dicek ternyata ada kebocoran pada plate nomor 2, tangki 14," katanya kepada wartawan, Jumat (29/09/2017).

Menurutnya, saat itu yang karyawan yang bersangkutan langsung melakukan tindakan awal yakni memberikan laporan kepada mandor.

"Kemudian mandor dengan menjadikan status darurat untuk tangani masalah. Bentuk penanganannya, kami lakukan penutupan parit-parit yang ada di lingkungan pabrik," jelasnya.

Setelah itu, pihaknya mengaktifkan pompa-pompa robin di seputar band wool dan melakukan koordinasi dengan pihak Pelindo, Lantamal, Polair, dan KSOP untuk antisipasi jika terjadi lebih meluas.

"Kami lakukan pemasangan oil boom. Minyak diarahkan ke kolam labuhnya PT Pelindo II agar minyak tak menyebar," katanya lagi.

Dia juga mengklarifikasi bahwa minyak yang tumpah sekitar 30 ton dari 50 ton yang diberitakan sebelumnya.

"Jadi perkiraan kita fatty acid yang jatuh ke media laut sekitar 30 ton," katanya lagi.

PT Wira Inno Mas menyatakan tumpahan minyak yang terjadi di kawasan perairan pelebuhan teluk Bayur adalah Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) atau turunan dari (Crude Palm Oil/CPO).

Menajer Operasional PT wira Inno Mas mengatakan Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) yang tumpah ke perairan sekitar laut mencapai sekitar 30 ton.

“Jenisnya Palm Fatty Acid Destillate (PFAD), ini adalah lemak kelapa sawit. Berbeda dengan CPO ya. fatty acid dan CPO adalah dua produk yang berbeda karakter. Kalau CPO dia tak bisa membeku terkena udara bebas. Sementara kalau fatty acid dia akan membeku dan mengembang,” katanya kepada wartawan, Jumat (29/09/2017).

(Aidil Sikumbang)

Baca Juga

Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
PT Semen Padang Kembali Raih Anugerah Proper Hijau 2022 dari Kemen LHK  
PT Semen Padang Kembali Raih Anugerah Proper Hijau 2022 dari Kemen LHK  
Padang, Padangkita.com - UNP kembali masuk dalam 50 besar perguruan tinggi atau kampus peduli lingkungan di Indonesia.
UNP Masuk 50 Besar Perguruan Tinggi Peduli Lingkungan di Indonesia
Pariaman, Padangkita.com - Wako Genius Umar bertemu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI terkait program lingkungan hidup, pertanian serta kelautan.
Bertemu Wakil Komisi IV DPR RI, Wako Genius Umar Bahas Inovasi Penahan Abrasi
Berita Kota Padang, bantuan Beras Padang, Bantuan Beras Warga Terdampak Covid-19 Dibagikan Besok, Corona Sumbar, Bantuan Sosial, Padang Babas Covid-19, Corona Padang
Sumbar Percepat Pemanfaatan Incinerator Limbah Medis B3